JATIMPOS.CO//KABUPATEN JEMBER - Sebuah video yang memperlihatkan seorang anak sakit sedang ditandu oleh dua orang dewasa di area perkebunan menjadi viral di grup-grup media sosial WhatsApp. Empat video yang berdurasi antara empat detik hingga tiga puluh delapan detik ini memperlihatkan seorang anak perempuan yang sedang sakit.
Setelah ditelusuri, video tersebut memang benar adanya, menunjukkan seorang anak yang sedang sakit ditandu untuk mencari pertolongan atau penanganan kesehatan di rumah sakit.
Kejadian ini menimpa salah satu warga di Dusun Zeelandia Afdeling Manggungan, RT 8 RW 5, Desa Kramat Sukoharjo, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember.
Menurut M Soleh, warga setempat yang mengetahui kronologi peristiwa tersebut, mengatakan bahwa kejadian itu terjadi beberapa hari yang lalu. Anak tersebut diketahui menderita sakit pascaoperasi usus buntu.
"Namanya Nadia, usia 9 tahun, anak dari pasangan Heri (58) dan Umi Kulsum (49). Nadia terpaksa ditandu karena akses jalan yang berbatu tidak bisa dilalui oleh kendaraan. Nadia mengeluh sakit kembali setelah operasi di rumah sakit," kata M Soleh, Jumat (9/8/2024).
"Rencana kemarin itu mau periksa ke rumah sakit lagi, karena dia tidak bisa berjalan, dibopong juga tidak bisa, perutnya sakit. Jadi akhirnya dia ditandu oleh para tetangga. Kurang lebih jalan sekitar 1 kilometer sampai ada ambulans," imbuhnya.
Terkait tidak adanya akses jalan yang layak, Dwi Siswanto, Kepala Desa Kramat Sukoharjo, membenarkan bahwa akses jalan tersebut tidak bisa diperbaiki karena tanahnya milik Perhutani.
"Ada akses jalan berbatu sebenarnya, tapi kondisinya seperti itu. Karena wilayah ini masuk dalam kebun (hutan), pihak desa tidak bisa membangun jalan di sana," ungkap Dwi.
"Pihak desa tidak bisa membangun karena itu tanah HGU. Tanah yang seharusnya bisa menjadi akses jalan bagi warga yang tinggal di hutan sampai sekarang belum bisa tersentuh pembangunan. Saya sudah berulang kali meminta kepada Bupati Jember, Hendy Siswanto, tapi selalu tidak ada respons. Saya harus meminta bantuan ke siapa lagi?" tambahnya.
Akses jalan sepanjang kurang lebih dua kilometer ini hanya bisa dilalui oleh kendaraan offroad karena berbatu dan curam. Pihak desa juga sudah membantu mengaliri listrik kepada puluhan kepala keluarga (KK) yang tinggal di wilayah kebun (hutan). (Ari)