JATIMPOS.CO/JEMBER - Grup aplikasi media sosial WhatsApp Humas Polres Jember, tiba-tiba merilis berita sejumlah naskah berisi tentang aksi tandingan terhadap gerakan kampus yang mengkritisi pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Kapolres Jember AKBP Bayu Pratama Gubunagi alih-alih memberikan keterangan, malah justru enggan bicara. Ia belum menjawab pertanyaan tentang pesan masuk di teleponnya pada Selasa, 6 Februari 2024.
Konfirmasi untuk mempertanyakan apakah pemberitaan aksi-aksi menandingi kritik kalangan perguruan tinggi merupakan bagian dari agenda kepolisian?
Kabag Humas Polres Jember Ipda Siswanto saat diklarifikasi melalui sambungan telepon, juga tidak merespon meski telah diminta klarifikasi. Karena yang bersangkutan selaku pengirim naskah rilis ke grup media.
Sebelumnya banyak pemberitaan terkait gelombang gerakan civitas akademika mengkritik Jokowi terus bermunculan dari berbagai kota seperti Jogjakarta, Jakarta, Surabaya, dan lainnya. Bahkan, aksi serupa dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Universitas Jember (Unej).
"Kami menuntut penghentian upaya politisasi kebijakan negara oleh Presiden yang berpotensi merusak proses demokrasi dan hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu dalam pemilihan umum,” seru guru besar Fakultas Hukum Unej Profesor Dominikus Rato.
Mereka menilai, fenomena yang terjadi sepanjang masa kampanye menunjukkan peristiwa pembusukan hukum, melemahnya kualitas pelaksanaan demokrasi, dan politisasi kebijakan negara yang ditengarai untuk kepentingan pihak-pihak tertentu.
Kampus-kampus terkemuka yang civitas akademikanya telah menyatakan sikap seperti Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Islam Indonesia, Universitas Hasanuddin, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman, Universitas Padjadjaran, Universitas Tinggi Filsafat, Universitas Islam Negeri Jogjakarta, Universitas Negeri Surabaya, Universitas IsIam Negeri Syarif Hidayatullah, Universitas Airlangga, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Jember, dan lain sebagainya.
Pasca arus deras kritik tersebut, mendadak muncul aksi tandingan kampus-kampus swasta di berbagai daerah. Salah satunya civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Al Qodiri di Jember. Kampus ini beranggapan adanya adu domba yang meresahkan di tengah situasi baik-baik saja.
"Kami ingin mendukung penyelenggaraan Pemilu yang damai jauh dari keresahan," kata Ketua Stikes Bhakti Al Qodiri, Fika Indah Prasetya. (ari)