JATIMPOS.CO//KAB.JEMBER - Pertemuan antara para ketua partai politik dengan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Jember, Gus Fawait dan Djoko Susanto, berlangsung di Rumah Makan Taman Mangli Indah, Jember, Sabtu malam (17/8/2024).
Pertemuan ini dihadiri oleh tujuh dari delapan partai politik parlementer yang memiliki hak untuk mengusung atau mendaftarkan pasangan calon tersebut.
Ketujuh ketua partai yang hadir bersama sebagian jajaran pengurusnya adalah Ketua DPD Partai NasDem Jember H. Marsuki Abdul Ghofur, Ketua DPC PKB HM. Ayub Djunaedi, Ketua PPP HM. Madini Farouq, Ketua PKS Sudiyanto, Ketua DPD Partai Golkar H. Karimullah Dahrujiadi, Ketua DPC Partai Gerindra H. Abdul Halim, dan Ketua DPD PAN H. Abdus Salam. Hanya Partai PDIP yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut.
Selain tujuh ketua partai parlemen, beberapa partai non-parlemen juga turut hadir dalam acara yang dikemas sebagai makan malam bersama ini, termasuk Ketua DPC Partai Garuda, Partai Buruh, PBB, dan Partai Demokrat. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa Pilkada di Kabupaten Jember mungkin akan berhadapan dengan kotak kosong.
Ketua DPC PKB Jember, H. Ayub Djunaedi, menyatakan bahwa sejak era reformasi, Jember sudah pernah dipimpin oleh beberapa Bupati dari berbagai latar belakang, mulai dari birokrat, pengusaha yang dokter, serta birokrat yang pengusaha, dan belum satupun dipimpin oleh Bupati yang lahir dari Partai Politik.
"Sejak era reformasi, Jember dipimpin oleh birokrat, kemudian birokrat 2 periode, terus pengusaha yang juga dokter, alhamdulillah ambulannya juga banyak, kemudian birokrat yang pengusaha, dan kini saatnya kader partai yang memimpin Jember yakni Gus Fawait dan pak Djoko," kata Cak Ayub panggilan akrab Ayub Junaedi.
Menurut Cak Ayub, jika Bupati Jember berasal dari partai politik, diharapkan iklim demokrasi di Jember terjalin kondusif, sehingga berpengaruh pada iklim investasi, yang tenunya berdampak pada perekonomian warga Jember, karena Politik bagian dari Pilar Demokrasi.
Sedangkan H. Marsuki selaku ketua DPD NasDem Kabupaten Jember, yang mana pada Pemilu 2020 sebagai partai pengusung Bupati, dalam kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa adanya 7 partai yang kemungkinan menjadi 8 partai Parlemen yang mendukung dan mengusung Gus Fawait sebagai Bacabup Jember, menunjukkan, jika komunikasi antara Bupati dengan partai politik kurang baik.
"Adanya 7 partai yang memberikan dukungan dan siap mengusung Gus Fawait sebagai Bacabup Jember, menunjukkan jika selama ini, komunikasi politik antara Bupati dengan partai yang mendukungnya kurang baik, sehingga seluruh partai sepakat mendukung kader partai, yang tentunya tahu akan apa yang diharapkan partai politik," tegasnya.
Sementara, Gus Fawait sendiri, dalam kesempatan tersebut menyatakan, bahwa sebagai kader partai dan pernah menjadi anggota dewan dua periode, tentu dirinya sangat memahami, apa yang diharapkan oleh partai politik maupun anggota dewan terhadap kepemimpinan seorang Bupati.
"Sesama orang yang dibesarkan dan lahir dari rahim partai politik, tentu kami memahami, apa yang menjadi harapan teman-teman partai dan dewan, dan tentu keinginan visi misi seluruh partai sama, yakni menjadikan Jember menjadi lebih baik, dan ini nanti yang akan kami wujudkan dalam memimpin Jember," ungkap Gus Fawait.
Ketika ditanya alasan berpasangan dengan Djoko Susanto yang notabene seorang pensiunan partai demokrat, Gus Fawait menyatakan, bahwa selain sudah menjadi keputusan partai, antara dirinya dengan pak Djoko Susanto sudah memiliki chemistri.
"Alasannya simpel, selain bisa menutupi kekurangan saya, dan juga suda menjadi kesepakatan dan keputusan partai, antara kami sudah ada chemistri," pungkas Gus Fawait yang mendapat anggukan Djoko Susanto yang juga ikut hadir dalam pertemuan tersebut. (Ari)