JATIMPOS.CO/ SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Mengingat, saat ini telah memasuki pergantian iklim dari kemarau ke penghujan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, memasuki perubahan cuaca seperti saat ini, ada beberapa tempat rawan yang dapat menjadi sarang nyamuk aedes aegypti pembawa virus dengue. Pada musim hujan, nyamuk tersebut akan muncul di tempat yang dapat menampung air hujan dan menjadi sumber genangan di sekeliling rumah.
“Seperti ban, kaleng, ember, botol, bekas, cekungan pada batang kayu, tempurung kelapa ataupun talang yang tersumbat. Bahkan hal kecil seperti air pada tutup botol juga dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk ini,” kata Nanik, Kamis (6/10/2022).
Lebih lanjut, Nanik menerangkan, nyamuk aedes aegypti akan menggigit di saat manusia beraktivitas di dalam rumah, gedung, sekolah, atau di ruang tertutup lainnya. Selain itu, nyamuk tersebut juga suka berada di tempat lembab, gelap, gantungan pakaian, serta tumpukan barang lainnya.
Nanik mengungkapkan, saat ini tercatat kasus DBD di Kota Surabaya sebanyak 187 kasus dan tertinggi terjadi pada bulan Februari 2022. Meningkatnya populasi nyamuk aedes aegypti, ia mengimbau kepada seluruh warga Surabaya untuk bersinergi satu sama lain, dengan cara meningkatkan kebersihan di lingkungannya masing - masing.
Nanik memaparkan, upaya yang paling efektif dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah DBD diantaranya adalah menggerakkan 3M (Menguras, Menutup dan Mendaur ulang) bak mandi, barang - barang bekas dan lain sebagaianya, secara serentak. Gerakan ini tidak bisa jika dilakukan sendiri, harus bersama pemkot, stakeholder, Kader Surabaya Hebat (KSH) dan seluruh masyarakat.
“Dapat pula dilakukan upaya pencegahan lainnya untuk mengurangi risiko tergigit nyamuk aedes aegypti, diantaranya dengan menanam tanaman pengusir nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, memasang kasa nyamuk, menggunakan kelambu, menggunakan lotion anti nyamuk, menghindari menumpuk barang-barang dan menggantung pakaian karena akan menjadi tempat peristirahatan nyamuk,” paparnya.
Nanik menambahkan, Pemkot Surabaya juga terus menguatkan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD tersebut dengan cara mengkampanyekan upaya kewaspadaan kepada warga dengan menggiatkan penyuluhan dan menyiarkan melalui Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE). Selain itu, pemkot juga melaksanakan apel gebyar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), mengoptimalkan peran dan fungsi KSH untuk memantau kegiatan pemberantasan jentik nyamuk di setiap wilayah, serta mendampingi masyarakat dalam gerakan 1 Rumah, 1 Jumantik.
Nanik melanjutkan, gerakan pencegahan dan pemberantasan nyamuk DBD tersebut sebelumnya juga telah diinstruksikan oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Wali Kota Eri meminta, agar pemberantasan tersebut dilakukan dengan cara kolaborasi antara pemkot dengan stakeholder dan masyarakat. (*)