JATIMPOS.CO/SURABAYA - Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Surabaya mengalami peningkatan signifikan di tahun 2023. Menurut data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), SPM PAUD di Kota Surabaya, sejak tahun 2022-2023 sudah di atas rata-rata tahap nasional.

Capaian itu, disampaikan secara langsung oleh Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikbud Ristek, Komalasari kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Ketua Bunda PAUD Kota Surabaya saat Rapat Koordinasi Evaluasi Program Kegiatan Bunda PAUD di Kantor Balai Kota, Senin (18/12/2023). Komalasari mengatakan, SPM adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah sebagai bagian dari pelayanan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 2 tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal.

Komalasari menjelaskan, ada tiga indikatornya, yakni jumlah anak usia 5-6 tahun yang berpartisipasi dalam PAUD, proporsi jumlah satuan PAUD yang mendapatkan minimal akreditasi ‘B’, dan persentase guru PAUD yang memiliki sertifikasi S1/DIV. “Selamat untuk Kota Surabaya, Pak Wali Kota. Capaian di tahun 2022 semuanya di atas rata-rata tahap nasional,” kata Komalasari.

Capaian di tahun 2022, jumlah anak usia 5-6 tahun yang berpartisipasi dalam PAUD sebanyak 71,55 persen. Di tahun 2023 jumlah persentase tersebut meningkat menjadi 100 persen. Sedangkan proporsi jumlah satuan PAUD yang mendapatkan minimal akreditasi ‘B’ di Kota Surabaya mencapai 85,50 persen di tahun 2022. Pada tahun 2023, jumlah tersebut meningkat menjadi 85,53 persen.

“Artinya kita masih memiliki PR (pekerjaan rumah) 14 sekian persen untuk menguatkan kembali agar satuan-satuan PAUD bisa terakreditasi ‘B’. Ke depannya, kita harus terus mendorong agar satuan PAUD itu bisa terakreditasi ‘A’,” jelasnya.

Sementara itu, guru PAUD yang memiliki sertifikasi S1/DIV di Kota Surabaya, pada tahun 2022 sebanyak 81,91 persen. Di tahun 2023, presentase tersebut meningkat hingga 82,91 persen. “Bahwa kita juga punya PR di sini untuk memastikan agar guru PAUD kita di Kota Surabaya 100 persen tersertifikasi S1,” sebutnya.

Dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Program Kegiatan Bunda PAUD kali ini, Wali Kota Eri Cahyadi mengucapkan terima kasih kepada Kemendikbud Ristek telah mengapresiasi capaian tersebut. Wali Kota Eri tak berpuas diri atas capaian ini, menurutnya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih membutuhkan masukan dan bimbingan Kemendikbud Ristek untuk lebih baik lagi di tahun 2024.

“Karena buat kami, bagaimana Kota Surabaya ini bisa menjadi ramah anak. Jadi, apa yang perlu ditingkatkan oleh Kota Surabaya, kami nanti memohon bimbingan. Alhamdulillah tadi disampaikan banyak apresiasi, insya allah akan lebih banyak lagi bimbingan untuk menuju kota ramah anak,” ucap Wali Kota Eri.

Menurut Wali Kota Eri, ujung tombak untuk menjadikan Surabaya kota ramah anak adalah PAUD. Oleh karena itu, PAUD menjadi salah satu konsentrasi Pemkot Surabaya untuk menyiapkan generasi hingga pemimpin di masa yang akan datang. “Insya allah akan menjadi lebih baik sehingga pemimpin-pemimpin anak-anak bangsa akan menjadi anak yang hebat dan pemimpin yang luar biasa,” ujarnya.

Di tahun 2024, pemkot menganggarkan sekitar Rp 75 miliar untuk pendidikan di Kota Surabaya. Jumlah itu meningkat sekitar Rp 3 miliar dari tahun 2023 yaitu Rp 72 miliar. Peningkatan anggaran tersebut bertujuan untuk menjadi pendidikan di Kota Surabaya menjadi lebih baik lagi ke depannya.

“Anggaran itu dari APBD, karena kan kita juga konsen pada pendidikan. Karena anggaran pendidikan itu 20 persen lebih kan salah satunya ada untuk pendidikan PAUD ini. Salah satunya adalah untuk beasiswa S1 guru PAUD, karena akan ada 200 beasiswa untuk guru ini,” pungkasnya. (fred)