JATIMPOS.CO/SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana untuk melakukan pengembangan kawasan wisata pantai yang ada di Kota Pahlawan. Salah satunya adalah mengintegrasikan kawasan wisata Jembatan Surabaya dengan kawasan wisata Pantai Kenjeran.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan bahwa pengunjung yang ingin melihat kemegahan Jembatan Surabaya, secara teknis harus masuk terlebih dahulu ke dalam kawasan wisata Pantai Kenjeran. Sebab, di dalam kawasan tersebut telah tersedia sentra UMKM.

“Jembatan Surabaya itu akan kita connect kan (sambungkan) dengan Kenjeran, maka orang yang ingin melihat itu harus dari dalam Pantai Kenjeran. Jadi yang menonton tadi duduk di kursi UMKM yang kita sediakan,” kata Wali Kota Eri, Senin (31/1/2022).

Wali Kota Eri menjelaskan, untuk konsep air mancur menari yang ada di Jembatan Surabaya juga akan dimeriahkan dengan pertunjukan lampu laser dan teatrikal seperti pertunjukan yang ada di Singapura. Hasilnya, pertunjukan air mancur tersebut akan dibuka secara bertahap.

“Pada waktu air mancur menari, maka kita tutup jembatan itu. Lalu UMKM akan kita tata di sepanjang jembatan, kalau sudah ditutup maka orang tidak bisa masuk lagi dan secara otomatis parkir kendaraan juga tidak di dekat situ,” jelas dia.

Ia berharap, dengan penutupan Jembatan Surabaya saat pertunjukan air mancur menari dimulai, para pengunjung yang datang bisa duduk menikmati stand atau tenan UMKM yang telah tersedia di sepanjang Jembatan Surabaya.

“Jembatan Surabaya ini dibangun, filosofinya untuk mengembangkan UMKM kita. Sehingga nanti UMKM kita disana dimasukkan ke sepanjang jembatan,” ujar dia.

Terkait rencana tersebut (pertunjukan laser dan tata ruang bagi UMKM), Wali Kota Eri menargetkan semua konsep itu akan dilaksanakan pada tahun 2022. Bahkan, ia telah memiliki skema dan akan dilanjutkan dengan mengundang para investor, serta semua stakeholder yang di Kota Surabaya.

“Insyaallah tahun 2022 ini dan (perosotan tengah laut) iya. Saya harus memanfaatkan lahan yang ada dan memanggil investor untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan di kota Surabaya, terutama saat Covid-19 seperti saat ini,” tegas dia.

Wali Kota Eri menambahkan bahwa mengenai anggaran yang diperlukan, pihaknya masih menghitung besaran anggaran yang pasti. Namun, pada rencana tahapan pembangunan perosotan dan lainnya bisa mencapai Rp 25 M.

“Belum overdeck bentuknya seperti apa, lalu penahan ombak untuk standar perahu-perahu, Insya Allah ditahun ini akan saya lelangkan, siapa yang mau investor, dengan syarat di depan, seperti masyarakat Surabaya harus 60 persen (bekerja disana),” pungkasnya. (fred)