JATIMPOS.CO//SURABAYA - Menyambut Hari Pahlawan 10 November mendatang, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar Sekolah Kebangsaan demi menumbuhkan jiwa patriotisme pada generasi muda, khususnya para pelajar di Surabaya. Agenda tahunan yang sudah berlangsung ke-8 ini, berlangsung di SD Don Bosco, Jalan Tidar, Kamis (03/10/19).

Setidaknya ada dua ribu pelajar SD dan SMP Surabaya, hadir dalam kegiatan ini. Kegiatan itu dimulai dengan adegan teatrikal yang diikuti sejumlah siswa sebagai pembuka kegiatan Sekolah Kebangsaan.

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti bercerita tentang perjuangan arek-arek Suroboyo saat melawan penjajah. Kala itu, mereka hanya berbekal bambu runcing, namun mampu merebut kemerdekaan dari tangan penjajah

“Anak-anak, nenek kakek kita dahulu melawan para penjajah itu hanya bisa menggunakan senjata bamboo runcing dan pahlawan kita berhasil, mereka menang, kata Antiek di awal sambutannya.

Antiek mengungkapkan, Sekolah Kebangsaan tahun ini akan berlangsung di tiga tempat. Menariknya, tiap lokasi yang di tempati, selalu memiliki nilai sejarah tersendiri. "Untuk yang pertama ini kami pilihkan Don Bosco karena dahulu gedung ini adalah gudang persenjataan arek-arek Suroboyo," terangnya.

Di kesempatan itu, Antiek juga menitipkan pesan dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Ia menyatakan bahwa Wali Kota Risma ingin sekali berbagi cerita tentang pengalamanan selama menjadi pembicara di forum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York dan mendapat gelar Honoris Causa di Busan Korea Selatan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Ikhsan mengatakan, tidak banyak negara yang punya Kota Pahlawan di dunia. Setidaknya, hanya ada lima dan salah satunya adalah Surabaya. Selaras dengan itu, ia mengungkapkan, bahwa Wali Kota Risma ingin mewariskan kemerdekaan negara ini kepada generasi muda, supaya mereka tidak kehilangan identitas diri melalui kurikulum baru.

"Sesuai dengan arahan ibu (Wali Kota Risma) ingin sekali membangkitkan itu dan saat ini sedang menyiapkan kurikulum untuk penguatan identitas kita sebagai bangsa Indonesia yang berdaulat," pungkas dia (*)