JATIMPOS.CO//SURABAYA – Pernah jadi pusat belanja IT terbesar di Indonesia Timur. Kini Gedung Hi -Tech Mall yang telah dikelola kembali oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sejak 1 April 2019, pematangan konsep baru wajah Hi-Tech Mall segera dipersiapkan, yakni menjadi pusat kesenian dan pertokoan elektronik.
Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah Kota Surabaya, Maria Theresia Ekawati Rahayu memastikan setelah resmi mengelola eks gedung Hi-Tech Mall itu, Pemkot pun akan menunjuk pengelola gedung yang baru dan juga hubungan hukum baru antara pedagang dengan pengelola yang baru sesuai ketentuan undang-undang.
“ Pemkot tengah menawarkan gedung itu untuk dikelola oleh pihak ketiga dalam bentuk sewa. Kami berharap konsep baru ini dapat menarik investor untuk menghidupkan kembali pusat belanja tersebut, " kata Yayuk sapaan Maria Theresia Ekawati Rahayu saat jumpa pers di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Senin (23/9/2019).
Yayuk memastikan bahwa yang akan disewakan adalah 75 persen dari gedung itu. “ 25 persen yang akan digunakan itu letaknya di sisi kanan depan, mulai dari lantai bawah sampai lantai atas, akan dikelola Pemkot untuk gedung kesenian,” tegasnya.
Menurut Yayuk, total luas tanah eks gedung Hi-Tech Mall itu 31.201 meter persegi. Sedangkan total luas bangunan gedungnya 75.412 meter persegi. Gedung itu terdiri dari 5 Lantai, Nilai sewanya telah dihitung oleh penilai publik independen, sekitar Rp 18.515.000.000 per tahun.
" Nilai ini sangat wajar. Jangka waktu sewanya 5 tahun dan boleh diperpanjang lagi,” katanya.
Melalui konsep baru ini, keinginan para pedagang untuk tetap berjualan tetap terakomodir. Namun, mereka harus membuat surat pernyataan yang juga dilampiri foto copy KTP dan foto copy perjanjian terakhir dengan pengelola gedung sebelumnya.
“ Berdasarkan data yang kami terima dari pengelola sebelumnya, ada sebanyak 354 pedagang yang tetap berjualan di sana. Sekarang mereka hanya membayar pemakaian listrik dan air. Bayar langsung, tidak ke pemkot. Mereka juga belum dikenai biaya sewa sampai ada pihak ketiga atau penyewa,” kata dia. (fred)