JATIMPOS.CO/KABUPATEN MOJOKERTO - Salah satu solusi terhadap permasalahan sampah dan membuka peluang kewirausahaan bagi generasi muda yang tergabung dalam karang taruna. Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah menggelar pembinaan dan pelatihan pembudidayaan maggot.
Program pembinaan budidaya maggot yang menyasar Karang Taruna desa tahun 2022 ini dilaksanakan di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Ngoro, Kecamatan Kemlagi, dan Kecamatan Jetis.
Dalam pelaksanaannya, untuk pertama kalinya sudah dilaksanakan di Kantor Kecamatan Ngoro pada (12/9) lalu, dan untuk saat ini, pelaksanaan keduanya Pemkab Mojokerto menyelenggarakan kegiatan tersebut di Kantor Kecamatan Kemlagi dengan dihadiri sedikitnya 50 Karang Taruna Desa di wilayah Kecamatan Kemlagi.
"Ini adalah pelatihan yang produktif secara ekonomi ditambah lagi plusnya adalah salah satu bentuk kegiatan produktif yang menjadi salah satu solusi pemecahan masalah terhadap masalah sampah," ujar Bupati Ikfina Fahmawati, saat buka pelatihan budidaya maggot di gedung pertemuan lantai 3, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Kamis (15/9) pagi.
Ikfina menambahkan, saat ini sampah menjadi masalah yang cukup serius, pada tahun 2021 kemarin, Pemkab Mojokerto sudah membuka dan menepati Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang baru di desa Karangdieng, karena di TPA sebelumnya yang berada di desa Belahantengah Kecamatan Mojosari sudah over load dalam penampungan sampah.
Bertambahnya volume sampah disetiap tahunnya, Ia juga menjelaskan, pada tahun 2023 Pemkab Mojokerto sudah menganggarkan untuk pembukaan perluasan lahan TPA di Karangdieng, karena lahan yang sudah dipakai sejak tahun 2021 sudah terisi penuh.
"Artinya masalah sampah ini tidak boleh kita biarkan mengalir begitu saja memang harus ditangani secara serius, masalah sampah ini kalau tidak ditangani dari hulu maka nanti akan membengkak di hilir," ujarnya.
Selain itu, ditemukan banyaknya tumpukan sampah sembarangan baik disungai maupun dipinggir-pinggir jalan, Bupati Ikfina menilai, bahwa kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengolahan sampah masih perlu ditingkatkan lagi.
"Maka kegiatan ini menjadi salah satu penyelesaian terhadap masalah sampah tersebut, maggot ini adalah model budidaya yang betul betul nanti akan memanfaatkan sampah-sampah organik," bebernya.
Terdapatnya 24 pasar yang tersebar di Kabupaten Mojokerto, Ikfina juga menjelaskan, pasar menjadi penghasil sampah organik yang produktif, dimana kalau sampah tersebut dikumpulkan dan salurkan kepada peternak maggot, maka ini akan menjadi suatu yang bernilai, karena maggot sendiri pun juga bernilai rupiah.
"Disisi yang lain, dunia perikanan kita saat ini termasuk peternakan jenis unggas-unggas tertentu juga sangat membutuhkan keberadaan dari maggot sebagai salah satu sumber dari makanannya, sehingga ini akan menjadi satu siklus dalam ekosistem yang bisa menyeimbangkan ekosistem," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Nunuk Djatmiko mengatakan, pelaksanaan pelatihan budidaya maggot tahun ini, ada tiga kecamatan, yakni Ngoro, Krmlagi dan Jetis, tiap kecamatan pesertanya 50 orang dari karang taruna desa setempat.
“Pelatihan pertama kalinya sudah dilaksanakan di Kantor Kecamatan Ngoro pada (12/9) lalu, dan untuk saat ini, pelaksanaan keduanya di Kantor Kecamatan Kemlagi kemudian nanti pelatihan di Kecamatan Jetis pesertanya 50 Karang Taruna Desa di wilayah Kecamatan yang ditrmpati pelatihan,” teraangnya.
Lanjut dikatakan Nunuk Djatmiko, melihat antusiasme peserta yang sangat besar karang taruna dalam menekuni dunia usaha budidaya maggot . Ia mengharapkan, kedepannya pada anggaran tahun 2023 nanti, semakin bertambah banyak kecamatan yang ikut serta dalam pelatihan dan pembinaan budidaya maggot maupun dalam pelatihan-pelatihan lainnya.
"Melihat antusiasme dari karang taruna ini sangat menginginkan adanya pelatihan untuk mengembangkan usaha dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto khususnya di bidang kewirausahaan semoga tahun depan lebih banyak lagi kegiatan pelatihan," pungkasnya. (din)