JATIMPOS.CO/TUBAN - Politisi Gerindra Wihadi Wiyanto anggota DPR RI menanggapi fenomena yang terjadi di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Secara pribadi dia ikut senang melihat warga ring kilang minyak bisa mendapatkan apa yang dikehendaki.

Namun pada sisi lain dia menyebut bahwa hal ini bentuk kegagalan kepala daerah Tuban dalam memberikan edukasi mental terhadap warganya.

“Dalam 10 tahun terakhir ini, saya anggap Bupati Tuban gagal membangun kualitas mental masyarakatnya,” ungkap Wiyadi dalam wawancara di café kono-kene menanggapi kampung miliarder di Desa Sumurgeneng dan sekitarnya, Rabu (17/02).

Wihadi menghargai masyarakat penerima uang miliaran tersebut membeli kendaraan. Namun alangkah baiknya jika pemerintah daerah hadir memberikan instrumen mengelola keuangan.

Menurut dia pendampingan yang dilakukan pemerintahan Huda-Noor dalam proses pembebasan tanah hingga membludaknya belanja kendaraan ini menunjukkan masih lemahnya pemerintah daerah hadir memberikan master plan terhadap masyarakat sekitar pembangunan kilang minyak.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Partai Gerindra ini mengatakan bahwa tugas bupati tidak hanya pembangunan infrastruktur melainkan pembangunan mental dan pemberdayaan juga menjadi tugas dia. Pemerintah harus hadir di tengah masyarakatnya dengan menggali potensi desa mulai dari kualitas sumber  daya manusianya hingga potensi objek strategis usaha lainnya. Sekaligus secara intens atau berkala mendampingi mengakselesrasi rencana program dari internal perusahaan maupun dari lingkungan masyarakatnya sendiri.

“Proses edukasi dari pemeritah daerah semacam itu kan tidak maksimal,” sesalnya.

Sementara pada saat yang sama Bupati Tuban Fathul Huda mengatakan uang ganti-rugi yang disalurkan Pertamina diharapkan bijak dalam menggunakannya.  Membuka usaha jangka panjang, sembari melihat peluang geliat ekonomi mega proyek Pertamina Rosneft ke depan.

Diharapkan warga desa terdekat kilang tidak berpatokan pada penyerapan kerja proyek, namun harus memanfaatkan peluang lain dari multiplier efek dari proyek tersebut.

"Banyak peluang yang bisa diciptakan dari adanya proyek Kilang Minyak Pertamina Rosneft yang harus dimanfaatkan oleh masyarakat. Jika semua masyarakat ring satu ingin bekerja di proyek NGRR, perusahaan tidak akan bisa mencukupi," kata Huda saat mengikuti Penanaman Cemara laut oleh PT. Pertamina Rosneft Pengolaham dan Petrokimia (PRPP) di Mangrove Center Jenu, Rabu kemarin.

Menurutnya, setelah pabrik berdiri tidak mungkin seluruh warga terdekat dibutuhkan karena posisi strategis akan diisi sesuai kebutuhan. (min)