VAKSIN sinovac masih bisa bertahan menghadapi virus corona hingga dua tahun kedepan, namun orang yang sudah disuntik vaksin tidak akan timbul kekebalan seumur hidup.
Hal tersebut disampaikan ketua tim riset uji klinis vaksin Covid 19, Profesor Kusnandi Rusmil. Menurutnya, jika dilihat dari perubahan bentuk virus, vaksin sinovac masih mempan menghadapi virus untuk satu hingga dua tahun kedepan. Tetapi untuk tahun berikutnya vaksin harus diganti.
Dalam uji klinis vaksin sinovac yang melibatkan 1620 relawan dan bagi relawan yang tergabung dalam kelompok pendapat vaksin, akan mendapatkan booster atau suntikan kembali.
Kemudian, ada pertanyaan: Apakah usai disuntik vaksin Corona bebas menjalani hidup normal seperti biasanya?
Sayangnya tidak. Masker harus tetap dipakai meski sudah divaksin Corona. Alasannya, tidak ada jaminan 100 persen vaksin Corona membuat kamu 100 persen kebal dari COVID-19.
Beberapa hal penting juga perlu kamu perhatikan, meski sudah menerima vaksin Corona.
- Masih ada risiko tertular COVID-19
Bahkan, jika kamu menerima vaksin Corona dengan efikasi paling tinggi melebihi 90 persen, masih ada risiko terinfeksi hingga menunjukkan gejala ringan.
- Antibodi pasca suntik tak langsung terbentuk
Kedua, imunitas yang terbentuk pasca divaksin Corona tentu berbeda di setiap orang. Beberapa dari mereka mungkin baru akan mendapatkan respons imun lebih kuat usai divaksin Corona dosis kedua daripada yang lain.
Ini juga jadi salah satu alasan para ahli bersikeras agar setiap orang menerima suntikan kedua vaksin Corona dalam jangka waktu yang ditentukan.
"Jika melihat data fase 1, fase 2, beberapa orang memiliki antibodi pada Covid-19 tingkat tinggi usai disuntik vaksin Corona pertama, tetapi beberapa orang tidak mengembangkannya," kata ilmuwan vaksin Dr. Peter Hotez, profesor dan dekan di National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine di Houston.
"Jadi alasan utama perlu mendapatkan dosis kedua adalah agar semua orang mendapat antibodi yang maksimal. Jika Anda hanya mendapatkan satu dosis, Anda tidak benar-benar tahu apakah respons imun pasca disuntik cukup tinggi," kata Hotez.
Catat, perlu waktu dua hingga tiga minggu setelah disuntik vaksin Corona kedua sebelum antibodi terbentuk maksimal.
- Virus Corona terus bermutasi
Seperti virus lainnya, SARS-CoV-2 terus bermutasi. Terbukti, beberapa varian baru Corona ditemukan di sejumlah negara termasuk Inggris, Afrika Selatan, hingga Brasil.
Para pakar mengingatkan antibodi yang terbentuk pasca sembuh dari infeksi Covid-19 sebelumnya, tak akan bisa melawan varian baru Corona.
"Jika menjadi dominan, pengalaman rekan kami di Afrika Selatan menunjukkan bahwa meskipun Anda telah terinfeksi virus asli, kemungkinan terinfeksi ulang sangat tinggi," jelas Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Alergi Nasional dan Penyakit Menular.
"Infeksi sebelumnya tampaknya tidak melindungi Anda dari infeksi ulang."
- Kamu bisa jadi silent spreader pasca divaksin
Para pakar menyebut belum ada jaminan pasca divaksin tak bisa terinfeksi dan menularkan ke orang lain.
"Kami belum tahu apakah dengan divaksinasi berarti Anda bukan lagi pembawa virus Corona. Artinya, orang yang diimunisasi lengkap mungkin masih bisa menularkan Covid-19 kepada orang lain," kata kata analis medis CNN Dr Leana Wen, seorang dokter di Sekolah Kesehatan Masyarakat Institut Milken Universitas George Washington.
"Ada kemungkinan bahwa seseorang bisa mendapatkan vaksin tetapi masih bisa menjadi pembawa tanpa gejala," kata Wen dalam Q&A untuk CNN.
"Mereka mungkin tidak menunjukkan gejala, tetapi mereka memiliki virus di saluran hidung sehingga jika mereka berbicara, bernapas, bersin, dan sebagainya, mereka masih dapat menularkannya kepada orang lain," lanjutnya.
- Belum ada kepastian berapa lama antibodi bertahan
Para peneliti menekankan belum mengetahui berapa lama antibodi bisa bertahan pasca divaksin Corona. Apakah hanya berbulan-bulan, atau bisa bertahan hingga bertahun-tahun.
Maka dari itu penting tetap menggunakan masker sampai studi terkait antibodi pasca disuntik vaksin Corona diketahui. (yus)