JATIMPOS.CO/SURABAYA - Di Hari Jadi ke 45 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi memberikan pengarahan kepada Direktur Utama, jajaran direksi beserta karyawan. Pengarahan itu berlangsung di ruang Graha PDAM Surya Sembada, Jumat siang (3/12/2021).

Dalam kesempatan ini, Wali Kota Eri memberikan pengarahan untuk perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMD) itu, agar lebih baik lagi kedepannya. Selain itu, ia juga berharap, hubungan antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan PDAM Surya Sembada juga semakin baik.

"Masih ada saat ini, wilayah yang belum teraliri air karena debitnya kurang. Kita selalu bilang kalau air di PDAM itu banyak, tapi nyatanya masih ada zona merah. Kalau kita diam saja, maka wali kota dan direksinya itu podo salahe (sama salahnya). Maka dari itu, inilah pentingnya komunikasi, kita perbaiki bersama demi kepentingan umat," tutur Wali Kota Eri. 

Dari data PDAM Surya Sembada, diketahui saat ini ada empat zona merah di Surabaya yang belum teraliri air. Agar tidak ada lagi zona merah, ia berharap jaringan pipa bisa terkoneksi seluruhnya di tahun 2023. 

"Nanti kita hitung, kebutuhan pipanya. Kalau ada keluhan kok airnya keruh? ternyata pipanya sudah puluhan tahun. Kalau ingin tidak keruh, otomatis pipanya harus diganti. Sehingga nanti di tahun 2023 tidak ada lagi wilayah, yang tidak teraliri air," jelas mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu. 

Sementara itu, Dirut PDAM Surya Sembada, Arief Wisnu Cahyono mendukung penuh saran dan masukan Wali Kota Eri Cahyadi. 

"Kita akan menyesuaikan dengan peraturan tersebut, tentunya tarif ini akan berlaku. Suratnya sudah turun dari gubernur, kelasnya tetap akan tetapi tarif untuk kelas golongan empat kebutuhan rumah tangga menengah ke atas itu yang kita sesuaikan," kata Arief.

Sementara itu, untuk peremajaan pipa PDAM, Arief mengakui yang usianya diatas 25 tahun perlu dilakukan penggantian. Saat ini, di Kota Surabaya ada sekitar kurang lebih 3000 Km pipa yang usianya di atas 25 tahun.  

"Ini agak sulit ya, karena dari pengalaman kami sebenarnya pipa itu diganti paling tinggi 50 km per tahun digantinya. Kendalanya juga terkait dengan biaya dan kemampuan internal kami," ujar Arief.

Begitu pula terkait dengan pendanaan, Arief pun setuju dengan adanya saran Wali Kota Eri agar PDAM mencari dana murah dari mengundang Investor. Menurutnya, hal ini harus dipercepat agar target PDAM kedepannya sesuai dan terealisasi. 

"Artinya kalau penggantian pipanya sepanjang 30.000 km, target kami harus 150 km per tahun," tandasnya. (*)